Hadist diartikan sebagai sesuatu yang didapatkan dari nabi Muhammad SAW. yang berupa ucapan, perbuatan, persetujuan, sifat fisik atau budi, atau biografi, baik pada masa sebelum kenabian atau sesudahnya.
Suatu hal yang sudah kita ketahui bahwa Rasulullah diutus kemuka bumi ini salah satunya untuk memperbaiki moral atau akhlak manusia, sebagaimana sabdanya :
”〃innamaa bu’istu li utmima makaarimal akhlaki〃”
Yang artinya :
”sesungguhnya aku diutus tiada lain hanyalah untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia” 〖HR. Muslim〗
Makna hadist ini sudah jelas, tujuannya sudah dimengerti oleh umat muslim, namun yang terpenting dalam hadist ini adalah memformulasikan sistem, metode, atau cara yang harus ditempuh oleh para penanggung jawab pendidikan dalam meneruskan misi Risalah, yaitu meneruskan untuk menyempurnakan keutamaan akhlaq manusia,
Disamping itu Rasulullah saw sendiri pernah memerintahkan kepada orang-orang kafir yang tertawan akibat perang Badar, apabila ia ingin bebas supaya mereka terlebih dahulu mau mengajar sepuluh orang islam.
Sikap Rasul seperti itu merupakan fakta bahwa islam sangat mementingkan adanya pendidikan dan pengajaran.
Rasulullah saw. Bersabda :
″—″ man katama ‘ilman aljamahullahu bilijaamin minannaar ″—″
Artinya:
。“barang siapa yang menyembunyikan ilmunya maka Allah akan mengekangnya dengan kekang api neraka” 〔HR. Ibnu Majah〕
Dari hadist ini dapat diambil kesimpulan bahwa rasulullah saw mewajibkan kepada umatnya untuk menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran. Dan banyak lagi hadist yang memiliki konotasi paedagogis/educatif (makhluk yang memerlukan pendidikan)baik mengenai metode, materi, orientasi, dan lain sebagainya
Sumber :
Al-imam jalaluddin abdurahman bin abu bakar al-sayuti, dengan judul al-jami’ al-shaghir, juz ke-1, (bandung, al-ma’arif, 911 H), h.75